SILAKNAS ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) ke-26 dengan tema “Penguatan Nasionalisme dan Pengembangan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045” tengah berlangsung di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 6-8 Desember 2019. tepatnya di auditorium Universitas Negeri Padang. Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia disingkat ICMI adalah sebuah organisasi cendekiawan muslim di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 7 Desember 1990 di sebuah pertemuan kaum cendekiawan muslim di Kota Malang tanggal 6-8 Desember 1990. Di pertemuan itu juga dipilih Baharuddin Jusuf Habibie sebagai ketua ICMI yang pertama. Dan saat ini Ketua Umum ICMI periode 2015-2020 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H terpilih dalam Muktamar VI dan Milad ke-25 ICMI di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (13/12/2015).

Jumat (6/12) Siang setelah selesai shalat  jumat berjamaah di masjid raya Al-Azhar Universitas Negeri Padang , wakil presiden RI Prof. Dr. K.H Ma’ruf Amin telah membuka acara secara resmi.

Setelah melewati beberapa rangkain acara, sepulang dari Kabupaten Tanah Datar tepatnya di kecamatan Lintau Buo Utara, kenagarian Tanjung Bonai dalam acara  peresmian Masjid Raya Tanjung Bonai. Bapak Dr. Drs.H. Muhammad Jusuf Kalla dan ibu Mufida Jusuf Kalla, langsung ke Padang untuk  menghadiri acara Silaknas ICMI ke-26 di auditorium Universitas Negeri Padang.

Dalam hal ini beliau menyampaikan beberapa hal bahwasanya permasalahan yang besar saat ini bukanlah masalah radikal dan paham radikalisme, bagi orde lama yang menjadi radikal adalah reformasi. Kita bersyukur tidak begitu besar konflik yang terdapat di negara kita, berbeda dengan negara-negara islam yang ada di Timur Tengah yang konfliknya lebih besar dan sering terjadi disana. Negara kita ini dibangun dengan ideologi Pancasila dan itu yang menjadi landasan kita.

Dari penuturan bapak Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Ketua Umum ICMI menyampaikan bahwasanya  dari musyawarah ICMI nantinya akan mengangkat bapak Dr.Drs.H. Muhammad Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Kehormatan ICMI, dan dalam hal ini sepertinya bapak Jussuf Kalla telah mengangguk seperti mengiyakan,jadi tidak perlu lagi nanti ada konfrontasi. Dan kita akan berusaha menyediakan beasiswa-beasiswa untuk 4000 universitas yang ada di Indonesia, kita tidak ingin lagi hanya menerima bantuan namun, kita harus berusaha menyediakan.

Reporter : Muhammad Irsyad