UKKPK UNP :: Website Resmi Unit Penyiaran Kampus

Top Menu

  • Contact
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan

Main Menu

  • Home
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi Misi
  • Artikel
  • Mahasiswa
    • Tokoh
    • Kegiatan
  • Event
    • Seminar
    • Lomba
  • Beasiswa
    • Dalam Negeri
    • Luar Negeri
  • Karir
    • Lowongan Kerja
    • Magang Kerja
  • Radio
Sign in / Join

Login

Welcome! Login in to your account
Lost your password?

Lost Password

Back to login
  • Contact
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan

logo

Header Banner

UKKPK UNP :: Website Resmi Unit Penyiaran Kampus

  • Home
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi Misi
  • Artikel
  • Mahasiswa
    • Kumpulan Puisi-Adhara Jasid

      January 8, 2021
      0
    • Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online

      May 23, 2019
      0
    • UKKPK NEWS- PELANTIKAN PENGURUS BEM 89 KABINET KARSA RASA UNP

      May 23, 2019
      0
    • UKKPK NEWS- PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BEM FMIPA UNP

      May 23, 2019
      0
    • Tokoh
    • Kegiatan
  • Event
    • UKKPK NEWS - Meriahnya Acara Inagurasi Fakultas Ilmu Pendidikan UNP

      May 23, 2019
      0
    • UKKPK NEWS - Kuliah Umum Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

      May 23, 2019
      0
    • UKKPK NEWS - INTERNATIONAL CONFERENCE KONASPI IX UNP 2019

      May 23, 2019
      0
    • Seminar
    • Lomba
  • Beasiswa
    • Dalam Negeri
    • Luar Negeri
  • Karir
    • Lowongan Kerja
    • Magang Kerja
  • Radio
  • Kumpulan Puisi-Adhara Jasid

  • Isu Meghatrust Dari Perspektif Media dan Pemerintah

  • UNP Kembali Gelar Wisuda Periode Ke-121 Secara Luring

  • Penggalangan Dana Oleh UKKPK UNP Untuk Pembangunan Sebuah Pesantren

  • Kajian Spesial Semarak Teacher’s Day, Yang Diadakan Oleh UKK UNP

Fashion
Home›Fashion›Cerpen, Oleh Ayu Permata Sari “Deal”

Cerpen, Oleh Ayu Permata Sari “Deal”

By Redaksi UKKPK UNP
September 17, 2020
242
0
Share:

Deal

Obat-obatan mungkin membuat sebagian orang merasa mual, takut, ataupun merasakan sedang berada di rumha sakit namun, tidak untukku aku berkecimpung di dunia obat. Aku senang meracik obat dan menyelamatkan nyawa orang dengan obat. Aku dan duniaku membantu para dokter menyembuhkan para pasiennya.

Di dunia ini terdapat beraneka ragam obat. Menurut penggolongannya ada obat yang tergolong keras, numerik, bebas dan lainnya. Kebanyakan orang takut dengan obat karena dianggap berbahaya namun, menurutku tidak ada obat yang berbahaya, semua obat dibuat berdasarkan kegunaannya masing-masing. Ya…aku paham akan hal itu. Aku adalah seorang apoteker. Dunia kefarmasian adalah hidupku. Farmasi…ya farmasi, dia hidupku tapi dulu dia juga yang membuat ketegangan dalam keluargaku, yang meninggalkan luka dalam hingga detik ini.

Dulu, semasa aku masih duduk di bangku kelas 3 SMA, aku mulai menyukai yang namanya kimia. Aku memutuskan untuk menempuh pendidikan dibidang kimia khususnya farmasi. Namun, itu malah membuat ketegangan antara aku dan orang tuaku.

“Apa? Kamu mau nagambil sekolah farmasi? Kamu mau buat malu keluarga? Farmasi nanti kamu dituduh sebagai pembuat racun, pembasmi manusia. Keluarga kita semuanya adalah polisi, sekarang kamu mau melenceng dari garis itu hah…?”

“Tapi…Lala gak mau jadi polisi pa! Lala mau jadi apoteker, Lala mau nyelamatin nyawa orang, toh jadi polisi ataupun apoteker sama-sama mengabdi kepada masyarakat kan?”

“Tapi itu berbeda La, pokoknya kamu harus masuk akademi polisi! Yang nguliahin kamu tuh papa jadi kamu harus ikut kata papa!”

“Oh… ok kalau gitu Lala gak usah kuliah aja sekalian Pa! biar papa bangga anak seorang jenderal polisi hanya tamatan SMA!”

Aku meninggalkan ruang keluarga dan masuk ke kamarku. Ku peluk beruang teddyku. Merasa bersalah karena terlalu kasar namun merasa benar akan impianku. Semua sesak di dada ini berkecamuk. “Apa salahnya jika aku mencoba meraih mimpiku? Kenapa harus selalu nurutin garis keluarga? Bukan berarti seorang gadis keturunan keluarga polisi harus turut ikut jadi polisi dong?”

Semalaman air mataku terus berlinang, andai aja mama  masih ada pasti mama bakalan ngerti. Tetesan rinai hujan kini menjadi hujan lebat, tak kuasa ku bendung. Papa dengan keras kepalanya membuatku merasa bersalah. Hanya papa yang saat ini ku punya, aku gak mau menjadi anak durhaka, tapi hati ini gak mau menerima keputusan papa. Hatiku perih, hingga di sekolah pun perihnya tak kunjung hilang.

“La, lo kenapa sih dari tadi aku perhatiin kok murung gak kayak biasanya?” Tanya Sisi sahabatku.

“Hmm…kepala gue puyeng Si… Bokap gue keras kepala banget, dia tetep kukuh nyuruh gue jadi polwan”

“Hah…klo itu gue udah nebak sih, secara dari kecil kan bokap lo udah nyiapin diri lo buat gantiin posisi dia di kepolisiaan”

“Iya sih dulu gue emang mau banget pake seragam polwan, tapi itu kan dulu sebelum gue kenal dunia farmasi Si! Sekarang gue mau jadi apoteker, hal ini udah gue putusin sejak mama gue meninggal 5 bulan yang lalu. Gue merasa bersalah karena gue gak bias nolong mama gue”

“Iya, gue tau kok, tapi menurut gue kayaknya lo harus yakinin bokap lo tentang impian jadi apoteker ini!”

“Yakinin? Yakinin pake apa?

“Gue punya ide jadi lo kayak buat perjanjiaan gitu sama bokap lo, jadi lo buktiin klo lo bakal masuk univ favorit di jurusan farmasi, klo lo gagal maka lo bakal masuk ke akademi polisi seperti yang bokap lo mau, gimana…?”

“Ide lo bagus juga sih…,tapiiii…”

“Ahhh… udah de itu saran terbaik gue, lakuin aja napa? Emg lo mau jadi polwan hah?”

Muka cemberut hanya itu yang bisa ku ekspresikan. Sarannya sisi yang terinspirasi dari film itu akhirnya membuat hatiku jadi sedikit lebih ringan. Malamnya ku beranikan diri untuk membicarakan hal itu dengan papa, atau ibaratnya mau melakukan perjanjian bisnis dengan bos ternama.

“Pa, Lala mau ngomong, masalah papa yang mau Lala jadi polwan. Jadi gini Pa, Lala mau buat perjanjian sama papa klo Lala bisa masuk univ favorit dijurusan farmasi maka papa harus ngijinin Lala buat kuliah dijurusan farmasi”

“Klo kamu gagal…?”

“Ka…ka…kalo Lala gagal maka Lala bakalan ngikutin kemauan papa buat masuk ke a…a…akademi polisi”

“Hmmm…menarik, ok papa setuju tapi klo kamu gagal kamu gak boleh nolak apapun soal rancangan kuliah papa buat kamu!”

“Ok deal”

Sebulan berlalu semenjak perjanjian aku dan papa, awalnya memeang mudah toh aku adalah salah satu anak berprestasi di sekolah. Semua nilai ujianku bagus dan hasil try out ku adalah nilai paling tinggi di tingkat kota. Tidak ada masalah yang membebaniku. Hingga suatu hari aku jadi bosan untuk belajar, terlalau banyak pujian yang datang menghampiri membuatku lupa bahwa semua kemampuanku itu hanya titipan belaka. Nilaiku yang terus naik tanpa harus belajar dengan giat membuatku besar kepala apalagi melihat wajah papa yang kelihatannya mulai pasrah dan membiarkanku masuk ke sekolah farmasi membawaku jatuh ke lubang yang dalam tanpa ku sadari.

“Huh…bosan…”

“La…lo kenapa gak semangat gitu sih belajarnya, biasanya lo yang paling semangat buat belajar”

“Bosan gue, belajar mulu gimana klo hari ini kita pergi ke mall aja?”

“Hah…gila lo, besok kan ujian tingkat provinsi, gue harus belajar buat dapatin nilai bagus! Nanti klo sampe nilai lo jelek masuk polwan baru tahu rasa lo!”

“Ihhh…resek…lagian pasti ujian besok soalnya itu-itu aja lo pasti bakalan mudah deh!”

“Sok tahu lo…”

Keangkuhanku mulai merusak pikiranku, membuatku malas hingga tak memikirkan dampak yang akan terjadi. Saat ujian dimulai aku dengan santainya memasuki rungan kelas, aku sama sekali tidak takut dengan ujian ini. Teman-temanku yang lain sangat khwatir karena menurut rumornya ujian ini akan sangat susah.

“Hah…hhh… apa ini? Kok soalnya jadi jauh beda gini? Jadi semakin susah dari yang terakhir gue pelajari. Duhh…gimana ni gue cuma bias jawab 50% dari soalnya” Gumaman demi gumaman ku lontarkan selama mengukuti ujian. Ujian yang tak ku sangka akan jadi sesusah itu. Kepala ku pusing memikirkan lembar jawaban ujian. Tanpa terasa waktu ujian pun habis dan semua siswa merasa sangat lega karena ujian selesai dan mereka telah mengerahkan kemampuan mereka untuk menjawab soal dengan semaksimal mungkin.

“Wuiihhh… leganya… ternyata soalnya emang susah ya La, tapi untungnya kita udah belajar dangan giat ya kan La? La…? Lala!”

“Hmm…ya…kenapa Si? Sorry tadi gue ngelamun…”

“La, lo kenapa sih? Ada masalah lagi sama papa lo?”

“Nggg…gak kok gak ada apa-apa, gue cuman kurang tidur aja kayaknya”

“Lo aneh…mendingan lo jujur deh, muka lo tu gak bisa boong sama gue!”

“Ahhh…Si gue pulang duluan ya, gue ada janji sama papa, bye!”

Ya hanya itu yang bisa ku ucapkan pada Sisi aku belum bisa jujur aku masih shock akan ujian tadi. Aku yang biasanya dapat menjawab soal sesulit apapun dengan mudah sekarang gak bisa membuatku tertekan. Kini aku mulai khawatir bagaimana klo niai ujianku jelek? Gimana klo aku gara-gara itu aku gak bisa masuk farmasi? Gimana klo…ahhh… pertanyaan demi pertanyaan memenuhi otakku seharian.

“Ahhh…gak ini gak mungkin, seorang Lala Prasetya gagal ujian itu gak mungkin! Ok…ok tenang La, mungkin lo cuman bisa jawab 50% dari soal tapi belum tentu anak-anak lain bisa jawab lebih baik dari itu, pasti dengan 50% lo udah bisa jadi yang terbaik lagi, ya…pasti!”

Perkataan angkuh terus saja keluar dari mulutku, mencoba menghibur beruang yang sedang tidur hibernasi agar tak terbangun. Dengan angkuhnya aku menjalani kehidupanku seperti biasanya, hingga saat pengumuman hasil ujian tingkat provinsi…

“Mmm…gak sabar banget liat hasilnya, iya kan La? Huh berapa ya nilai gue? Duh semoga hasilnya sesuai harapan gue deh!” Ujar Sisi tak sabar.

“Iya Si semoga” senyuman palsu itu ku campakkan di hadapan Sisi, padahal di dalam hati aku sangat risau akan hasil yang akan ku dapat.

“Haha…lo enak La, lo pasti dapat perigkat satu lagi, soal kemaren pasti mudah banget kan buat lo”

“Aaa Sisi, jangan nyanjung gue gitu deh, belum tentu kok Si” memang itu kata yang keluar dari bibirku tapi sebenarnya aku sangat berdoa semoga hasilnya akan baik meski hatiku berkata kemungkinannya kecil.

“Nama gue mana ya? La tolong cariin nama gue dong!”

“Ihhh Si, gue harus nyari nama gue dulu dong!”

“Alah, klo nyari nama lo itu mudah pasti di urutan sa…t…uuu…?”

“Haaaaaaaaaahhh….”

Papan pengumuman menjadi saksi kekalahanku. Bibirku kelu tubuhku membatu. Keangkuhan membunuhku. Sebuah nama yang terukir di peringkat satu menyadarkaku bahwa dengan usaha dan tekun hal yang gak mungkin bisa jadi mungkin. Namaku tak bersinar lagi di pojok paling atas kertas itu, sinarnya  meredup menjatuhkanku ke dalam lobang bernomor 10. Tak kusangka akan jadi seperti ini hidupku yang sudah nyaris sempurna hancur karena keangkuhan.

“La…udah dong jangan sedih mulu, papan pengumumnnya pasti salah, gue bakalan tanya wali kelas kita!”

“Si, udahlah itu semua pasti bener, gue yang salah” ku pegang erat tangan Sisi, tanpa sadar hujan air mata pun tak terbendung lagi. Aku menangis, aku menyesali semua kesombonganku. Keesokan harinya wali kelas memanggilku ke kantornya. Memberitahu hasil ujianku pada papaku dan ya… I’m failed.

Sesuai perjanjian aku akan masuk akademi polisi, setelah tamat SMA papaku mendaftarkanku ke sekolah akademi polisi terbaik tempat dia dulu sekolah, dengan mudah aku langsung bisa masuk dan menjadi salah satu calon perwira polisi di sana. Sebulan berlalu tapi tak ada dari nilaiku yang bagus, aku gagal dalam setiap mata pelajaran dan semua ujian praktek yang diberikan, tes fisiknya apalagi…huh…ditambah lagi di sekolah akademi aku sering berbuat onar, diantaranya malas-malasan, bertengkar dengan teman asrama, keluar asrama tanpa izin dan sebagainya.

Papaku yang berharap banyak padaku sudah sangat kecewa, akhirnya aku keluar dari sekolah akademi setelah 3 bulan berkat usulan teman papaku yang bekerja sebagai psikolog. Akhirnya aku bebas… namun kekecewaan papaku selalu terlihat, dia memutuskan untuk memberikan semua pilihan masa depanku padaku. Namun semenjak aku masuk dunia farmasi papaku murung, dia hanya sedikit bicara padaku. Hingga suatu hari aku mendapat gelar apoteker terbaik untuk pertama kalinya ia tersenyum bangga sejak aku keluar dari akademi polisi.

Disanalah hati hancur berkeping-keping saat hal yang terucap dari bibirnya adalah :

“Kau hebat, papa bangga padamu, seandainya kamu menepati janjimu, atau kamu berterus terang pada papa bahwa kamu tidak ingin menepati janjimu dan meminta pada papa untuk membatalkan perjanjian itu, papa pasti akan sangat bangga padamu!”

Senyuman yang keluar dari kata-kata itu menyadarkanku betapa aku sudah mengkhianati kepercayaan dan harapan papaku, goresan luka kecil ini terusku bawa hingga kini. Mulai saat itu aku tidak pernah lagi melihat senyuman di bibirnya hanya wajahnya yang datar yang selalu ku lihat, hingga detik terakhirnya. Semenjak saat itu aku tak pernah lagi keluar kata janji dari bibirku, perjanjian dan janji hanya mengingatkanku akan kegagalanku, tak peduli seberapa berhasilnya aku dimata orang, berapapun obat yang kuracik, berapapun kerasnya aku berusaha tetap saja dimatanya aku gagal. Gagal menepati janjiku padanya. Dan penyesalan itu terusku bawa hingga kini, aku berusaha berbuat baik sepanjang hidupku dengan harapan dia dapat memaafkanku dialam sana…

 

                                                            TAMAT

 

 

 

Biodata Penulis

Nama: Ayu Permata Sari

Alamat: Desa Datar Mansiang, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat

Email: ayupermatasari0619@gmail.com

HP/WA: 081267106680

Instagram: wonderwitch4040

 

Previous Article

Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto UNP,  Sukses ...

Next Article

Antusias Mahasiswa Ikuti Kuliah Umum KUP HMJ ...

0
Shares
  • 0
  • +
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0

Redaksi UKKPK UNP

Redaksi UKKPK UNP merupakan team yang berfokus pada jurnalistik yang ada di Unit Kegiatan Mahasiswa Unit Kegiatan Komunikasi Penyiaran Kampus.

Related articles More from author

  • Fashion

    Cerpen Oleh Yayang Andita Putri “Pituah Anduang”

    October 1, 2020
    By Redaksi UKKPK UNP
  • Fashion

    Lights unto appear place. Have land lights a creature sea don’t air

    July 16, 2015
    By Administrator
  • Fashion

    Cerpen “Payung Hitam” Oleh Sasa Almanita

    October 22, 2020
    By Redaksi UKKPK UNP
  • Fashion

    Beast lesser had Sixth without face that

    July 16, 2015
    By Administrator
  • Fashion

    Divided them form. Lights that make without.

    July 16, 2015
    By Administrator
  • Fashion

    Lights unto appear place. Have land lights a creature sea don’t air

    July 16, 2015
    By Administrator

You may interested

  • Informasi

    Ketahui Langkah-Langkah Mendapatkan Beasiswa LPDP Melalui Webinar Beasiswa LPDP BEM-KM FMIPA UNP

  • Informasi

    HARI PERTAMA GELOMBANG KETIGA PKKMB JALUR MANDIRI DAN PRESTASI UNP 2019

  • Informasi

    Harian Singgalang Mengadakan Diskusi PERDA AKB Bersama Satgas Covid-19 Dan BNPB Sumbar

  • LATEST REVIEWS

  • TOP REVIEWS

  • UKKPK NEWS- PELANTIKAN PENGURUS BEM 89 KABINET KARSA RASA UNP

    1.8
  • UKKPK NEWS- PELANTIKAN PENGURUS BEM 89 KABINET KARSA RASA UNP

    1.8

Timeline

  • January 8, 2021

    Kumpulan Puisi-Adhara Jasid

  • December 20, 2020

    Isu Meghatrust Dari Perspektif Media dan Pemerintah

  • December 20, 2020

    UNP Kembali Gelar Wisuda Periode Ke-121 Secara Luring

  • December 13, 2020

    Penggalangan Dana Oleh UKKPK UNP Untuk Pembangunan Sebuah Pesantren

  • November 26, 2020

    Kajian Spesial Semarak Teacher’s Day, Yang Diadakan Oleh UKK UNP

Latest Comments

  • Dirat Mahadiraja, S.Pd
    on
    November 8, 2020
    Assalamualaikum, Apa kabar adik2 di UKKPK, perkenalin, nama Saya Dirat Mahadiraja, Angkatan 23. Abg pernah jadi koordinator Youtube dan ...

    Sukses Diadakannya Final Lomba Doodle Art Tingkat Nasional Jurusan Fisika FMIPA UNP

  • Suci Novia Putri
    on
    March 9, 2020
    wah... keren

    Fiction Ke-5 Diikuti Oleh Mahasiswa se-Indonesia

  • Suci Novia Putri
    on
    March 8, 2020
    mantapp

    UNP Mulai Terapkan Gerakan Belajar Merdeka

  • Suci Novia Putri
    on
    March 8, 2020
    wahh.... HIDUP MAHASISWA

    DPRD Sumbar Jawab Aksi Tolak RUU Omnibus Law

  • AffiliateLabz
    on
    February 15, 2020
    Great content! Super high-quality! Keep it up! :)

    7 Cara Hadapi Dosen Pembimbing

Find us on Facebook

Follow Us on Instagram

logo

Dui viverra Faucibus aliquet quis phasellus accumsan. Donec et facilisis sociosqu sed tortor elit eu aliquid turpis ridiculus.

Fly, shall, have greater fifth spirit midst under from stars thing is, had creepeth multiply kind. Man may they’re meat years have third bring replenish air two light deep fill.

About us

  • Gedung PKM Lt. II, Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, INA
  • (+62) 852 6431-0080
  • office@ukkpkunp.com
  • Recent

  • Popular

  • Comments

  • Kumpulan Puisi-Adhara Jasid

    By Redaksi UKKPK UNP
    January 8, 2021
  • Isu Meghatrust Dari Perspektif Media dan Pemerintah

    By Redaksi UKKPK UNP
    December 20, 2020
  • UNP Kembali Gelar Wisuda Periode Ke-121 Secara Luring

    By Redaksi UKKPK UNP
    December 20, 2020
  • Penggalangan Dana Oleh UKKPK UNP Untuk Pembangunan Sebuah Pesantren

    By Redaksi UKKPK UNP
    December 13, 2020
  • 7 Cara Hadapi Dosen Pembimbing

    By Redaksi UKKPK UNP
    February 12, 2020
  • DPRD Sumbar Jawab Aksi Tolak RUU Omnibus Law

    By Redaksi UKKPK UNP
    March 6, 2020
  • UNP Mulai Terapkan Gerakan Belajar Merdeka

    By Redaksi UKKPK UNP
    March 8, 2020
  • Fiction Ke-5 Diikuti Oleh Mahasiswa se-Indonesia

    By Redaksi UKKPK UNP
    March 9, 2020
  • Dirat Mahadiraja, S.Pd
    on
    November 8, 2020

    Sukses Diadakannya Final Lomba Doodle Art Tingkat Nasional Jurusan Fisika FMIPA UNP

    Assalamualaikum, Apa kabar adik2 di ...
  • Suci Novia Putri
    on
    March 9, 2020

    Fiction Ke-5 Diikuti Oleh Mahasiswa se-Indonesia

    wah... keren
  • Suci Novia Putri
    on
    March 8, 2020

    UNP Mulai Terapkan Gerakan Belajar Merdeka

    mantapp
  • Suci Novia Putri
    on
    March 8, 2020

    DPRD Sumbar Jawab Aksi Tolak RUU Omnibus Law

    wahh.... HIDUP MAHASISWA

Video

https://www.youtube.com/watch?v=EaeiFONw1mM

Follow us

  • Term of Servise
  • Disclamer
  • About
  • Sitemap
© Copyright UKKPK UNP. All rights reserved. Dev Ai Kiki Official