Cerpen Oleh Yayang Andita Putri “Pituah Anduang”
Pituah Anduang
Kalau musim hujan begini, halaman rumah Hendri sudah pasti jadi danau mendadak. Kiambang dari permukaan tabek¹ ikut-ikutan tersapu riak, mengambang dalam gerombolan-gerombolan kecil ke segala penjuru.
Sementara empunya rumah muncul di halaman bersama nyaring pintu terbanting. Suara hardikan perempuan menyusul lagi dari dalam sana. Sejak awal siang tadi mereka memang sudah ribut-ribut. Seruan sahut-menyahut bersama gedebuk perabotan dan piring yang dibanting. Entahlah apa masalahnya. Nyaris setiap hari begitu, sampai-sampai para tetangga mungkin sudah pada maklum.
Pemuda itu berjalan cepat melintasi banjir, membiarkan rinai membasahinya. Aku mengikuti dengan penasaran saat dia meniti bandul semen pembatas selokan. Wajahnya berkerut sarat emosi dengan bibir merutuk-rutuk. Entah apa yang dia gumamkan. Agak sulit mendengarnya dari sini.
Langkah Hendri membawa kami menuju bendungan desa. Ada seorang wanita tua di sisi jauh, sibuk mengayunkan ladiang² pada pelepah pisang.
“Manga ka mari, Buyuang? Ndak taraso rinai turun?” tanya wanita itu saat Hendri duduk di tanggul, menghadap bendungan dengan wajah kosong.
(Ngapain ke sini, Buyung? Gak terasa hujan turun?)
“Rancak ambo di siko lai daripado di rumah, Nduang.”
(Lebih bagus aku di sini daripada di rumah, Nduang.)
Wanita yang dipanggilnya anduang³ itu berhenti membabat pelepah, memutuskan untuk duduk di samping Hendri sambil merapikan helaian daun pisang.
“Baa? Heboh-heboh pulo baliak dalam rumah tu?”
(Kenapa? Kalian ribut-ribut lagi di rumah?)
Pertanyaan itu tak segera dijawab Hendri. Dia malah memakukan pandang pada aliran air yang bergemuruh memasuki bendungan.
Anduang menunjuk sepasang itik yang asyik berenang di permukaan air. Mereka saling menyemburkan air dari paruh, mengibas-ngibaskan sayap dan berputar-putar mengarungi beberapa gerombol tumbuhan air.
“Itiak lalu, kiambang batauik,” kata wanita itu. “Bialah bapisah disibak itiak, kiambang ujuang-ujuangnyo bagarombol baliak. Co itu pulo barumah tanggo. Bara bana ka hebohnyo, cubolah balapang hati mamaafkan, supayo indak samo-samo sangsaro.”
(Itik lalu, kiambang bertaut. Meskipun berpisah disibak itik, kiambang ujung-ujungnya bergerombol lagi. Begitu juga dalam rumah tangga. Separah apa pun ributnya, cobalah berlapang hati memaafkan, supaya gak sama-sama sengsara.)
Anduang tersenyum, meletakkan sehelai pelepah pisang di pangkuan Hendri. “Janlah bahujan-hujan sanjo rayo di muko aia. Beko tasapo.”
(Jangan hujan-hujanan senja begini di depan bendungan. Nanti ketempelan.)
Kemudian wanita itu bangkit, pergi dengan menjunjung lipatan daun di atas kepala. Sedangkan Hendri tertegun, sepenuhnya abai pada pelepah pisang pengganti payung. Aku masih mengamati sewaktu dia merogoh pisau lipat dari kantong baju. Ditimang-timangnya benda tajam itu di genggaman.
“Nyao lalu, mayik tabanam, kiambang batauik,” gumamnya, mata terpaku pada sepasang itik yang masih berenang menyibak air.
(Nyawa melayang, mayat terbenam, kiambang bertaut.)
Cukup lama dia terpaku, mengulang-ulang kalimat itu bagai mantera. Namun, pada akhirnya Hendri menghembuskan napas panjang. Pisau lipat disimpannya kembali, sedang pelepah pisang diangkat guna memblokir rinai yang menerpa. Dengan itu sang pemuda beranjak pulang meniti bandul selokan, mungkin hendak menautkan kembali kiambang dalam rumahnya.
Aku pun begitu, berenang mengikuti langkah Hendri. Saatnya pulang ke tabek kesayangan, di bawah jalinan kiambang yang bertaut.
—
¹tabek = semacam kolam kecil buatan manusia
²ladiang = semacam golok
³anduang = panggilan untuk nenek atau wanita tua
Biodata Penulis
Nama : Yayang Andita Putri
Tempat, Tanggal Lahir : Pariaman, 5 Februari 2000
Alamat : Buayan Lubuk Alung, Batang Anai, Padang Pariaman
Pendidikan : Jurusan Kimia, Universitas Negeri Padang
Motto : Imagination and hallucination—they’re besties, lol. Come, come, they need your help to transform into reality
Nge-Zoom Bareng : Peluncuran Mata Kuliah Kecerdasan Digital (Program Literasi Digital)
Webinar Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Batusangkar, Mengulas Topik Ekonomi Syariah
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online