Kisah Heroik Tuanku Imam Bonjol-Falmitha Gusdilla

Kisah Heroik Tuanku Imam Bonjol
Oleh: Falmitha Gusdilla
Muhammad Shahab atau kerap disapa Tuanku Imam Bonjol adalah seorang ulama, pemimpin dan pejuang Indonesia. Putra kelahiran Bonjol, 1 Januari 1772 merupakan putra dari Banuddin Syahab dan Hamatun. Perjuangan Tuanku Imam Bonjol melawan Belanda meninggalkan kenangan heroik yang membekas dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Padri tahun 1803-1838. Perang ini terjadi karena keinginan kalangan ulama di kerajaan Pagaruyung untuk menerapkan dan menjalankan syariat Islam.
Awal mula peperangan terjadi ketika gerakan Padri dibanding – bandingkan dengan aliran Sunni di Arab Saudi. Hingga terdapat tiga orang Haji yang kembali dari Mekah ke Indonesia, mereka ingin memperbaiki syariat islam yang belum sempurna dijalankan oleh Masyarakat Minangkabau. Namun tidak ada kesepakatan antara Kaum Padri dengan Kaum Adat. Puncak pertempuran terjadi pada 1815. Singkat cerita, Kaum Adat meminta bantuan kepada Belanda dan menghasilkan perjanjian. Hal ini mengakibatkan Belanda memiliki hak dan berkuasa atas wilayah Minangkabau. Gubernur Belanda, Johannes van den Bosch mengajak pemimpin Kaum Padri yaitu Tuanku Imam Bonjol untuk melakukan perdamaian. Namun Belanda melanggar janji dan menyerang Desa Pandai Sikek.
Peperangan pun berubah, tahun 1883 peperangan yang awalnya terjadi antara Kaum Adat dan Kaum Padri, sekarang kedua kaum justru bekerja sama dan sepakat melawan Belanda. Belanda menyerang dan mengepung benteng Kaum Padri selama enam bulan, hingga akhirnya Tuanku Imam Bonjol menyerah pada Oktober 1837 dengan kesepakatan anaknya, Naali Sutan Chaniago diangkat menjadi pejabat kolonial Belanda. Kemudian Tuanku Imam Bonjol dibuang ke Cianjur dan dipindahkan ke Ambon, dan terakhir ke Lotta, Minahasa. Di tempat inilah Tuanku Imam Bonjol meninggal dunia tepatnya pada 8 November 1864.
Sebagai bentuk penghargaan akan kepahlawanannya, Tuanku Imam Bonjol ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November 1973. Namanya juga dijadikan sebagai nama jalan, nama stadion, nama universitas, bahkan terdapat pula pada lembaran uang Rp 5.000,- keluaran Bank Indonesia.
Biodata Penulis
Nama: Falmitha Gusdilla
Tempat/tanggal lahir: Padang/11 November 2001
Jurusan: Bahasa dan Sastra Indonesia
Motto: Hauslah akan ilmu, nimati prosesnya dan jadilah pemilik masa depan.
Nge-Zoom Bareng : Peluncuran Mata Kuliah Kecerdasan Digital (Program Literasi Digital)
Webinar Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Batusangkar, Mengulas Topik Ekonomi Syariah
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online