Empat Hari Suara Tak Didengar, Warga Nagari Air Bangis Tetap Menuntut Keadilan
Sampai hari keempat, dimana sekitar seribu lima ratus warga Nagari Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, masih menuntut keadilan dan kebebasan mengenai lahan yang dikelola secara turun–menurun dikeluarkan dari status hutan produksi. Hal ini diikuti dengan seruan aksi pada Rabu (3/8/2023) di Kantor Gubernur Sumatera Barat.
Sebelumnya aksi ini sudah dilakukan sejak Senin (31/7/2023) dimana aksi bertujuan untuk penyelesaian konflik Agraria yang terjadi di wilayah Nagari Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat dengan Gubernur Sumatera barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S. P.
Aksi ini disebabkan adanya warga dari Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, itu menuntut agar usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) kilang minyak dan petrokimia oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat ke Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada 2021 dicabut. Proyek ini dilakukan dengan luas lahan sekitar 30.000 hektar yang dituduh mencakup lahan Kelola warga. Dan juga warga meminta kepada gubernur untuk membebaskan warga dari koperasi KSU ABS HTR serta memberikan kebebasan kepada warga untuk menjual sawit kepada pihak mana pun.
Menurut salah satu warga yang melakukan orasi di lokasi mengungkapkan, selama ini hasil panen kelapa sawit warga hanya bisa dijual ke pihak tertentu. Beliau juga beropini persoalan yang dihadapi oleh warga Air Bangis bukanlah hal yang baru, namun PSN tersebut membuat warga merasa kehilangan sumber ekonomi keluarga. Aksi ini dilakukan oleh semua warga dari kalangan umur yang membuktikan bahwa banyak warga yang menggantungkan hidup dari hasil panen sawit.
“Aksi ini merupakan ungkapan hati seluruh masyarakat, kami juga sebagai warga, maka kami fokuskan ke Gurbernur Sumatera Barat yang tidak mau merespon dan tidak memberikan perhatian dengan baik, dimana masing menyuarakan hak-haknya,” ungkap Hasyim. M, yang merupakan warga Nagari Air Bangis dan juga mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol.
Ungkapan kecewa ini juga didukung oleh Mahasiswa UIN Imam Bonjol yang memberikan orasi terkait gubernur yang datang ke Masjid Raya Padang sekitar pukul 04.30 WIB. Dimana Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, mengatakan bahwa beliau tidak akan menandatangani kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat tersebut. Dan memberikan kesaksian bahwa aparat yang mengawal Mahyeldi melakukan kekerasan fisik ketika ada warga yang ingin menemui Gubernur.
Terakhir harapan dari warga Nagari Air Bangis sendiri, yakni apa yang diharapkan oleh warga Nagari Air Bangis tercapai, tidak ada lagi kecemasan, kekecewaan, dan kekhawatiran. Semoga hari ini bisa selesai.
Reporter: Zulaienny
Kamerawan: Victoria Martha dan Azila Rahma
Penyunting: Juvani Indah
Nge-Zoom Bareng : Peluncuran Mata Kuliah Kecerdasan Digital (Program Literasi Digital)
Webinar Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Batusangkar, Mengulas Topik Ekonomi Syariah
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online