Cerita Rakyat: Tujuh Taman Bidadari Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi
‘
Pada zaman dahulu, di wilayah yang sekarang dikenal dengan Kabupaten Kerinci hiduplah dua pemuda bersaudara di tepi hutan, mereka adalah Gindo Rajo dan Alam Sudi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, setiap hari mereka pergi ke hutan untuk mencari berbagai bahan yang bisa dimanfaatkan seperti rotan dan damar yang dibuat menjadi jangki, keranjang, dan barang-barang lainnya.
Suatu hari, Gindo Rajo dan Alam Sudi mendengar suara aneh yang berasal dari hutan. Suara tersebut terdengar seperti suara wanita. Mereka kemudian mencoba menelusuri sumber suara tersebut yang ternyata berasal dari dekat sungai. Gindo Rajo dan Alam Sudi sangat terkejut ketika melihat ada beberapa Wanita yang sedang membersihkan diri di tepi sungai itu karena sepengetahuan mereka tidak ada manusia yang tinggal di hutan itu. Dengan hati-hati Gindo Rajo dan Alam Sudi mendekati wanita-wanita itu secara diam-diam. Setelah diamati ternyata mereka adalah peri dari surga yang memiliki selendang dan mahkota yang digunakan untuk terbang.
Sesaat setelahnya, kedatangan Gindo Rajo dan Alam Sudi ternyata diketahui oleh peri-peri itu sehingga mereka bergegas untuk pergi dan kembali ke surga. Namun, salah satu peri tidak bisa terbang karena mahkotanya hilang. Alam Sudi membantu peri malang itu untuk menemukan mahkotanya di sepanjang sungai. Dia berjalan menelusuri sungai demi mencari mahkota yang hilang. Alam Sudi akhirnya sampai di hilir dekat pantai dan dia menemukan mahkota disana. Setelah menemukan mahkota peri tersebut Alam Sudi langsung bergegas kembali untuk mengembalikan mahkota itu.
Ketika Alam Sudi sedang menyusuri sungai untuk mencari mahkota, Gindo Rajo membantu peri membuat tujuh taman peri pada suatu bukit. Peri tersebut merasa sangat senang karena dihadiahi taman oleh Gindo Rajo. Tak selang beberapa saat rasa Bahagia itu datang, tiba-tiba Dewa memanggil peri tersebut untuk Kembali ke surga. Peri merasa sangat sedih karena ia belum sempat menikmati taman yang dibuat oleh Gindo Rajo untukknya. Oleh karena itu, dewa dengan kekuatan magisnya mentransfigurasi Gindo Rajo menjadi harimau. Dewa mengatakan bahwa wujud harimau Gindo Rajo berguna untuk menjaga tujuh taman yang dibuatnya untuk peri-peri tersebut.
Saat Alam Sudi kembali ke hutan dengan membawa mahkota di tangannya. Dia merasa sangat bingung karena dia tidak menemukan kakak laki-lakinya, Gindo Rajo dan peri. Alam Sudi menyusuri hutan tersebut untuk menemui keberadaan Gindo Rajo dan peri tersebut tetepi tak kunjung bertemu. Akhirnya Alam Sudi memutuskan pergi ke arah selatan untuk bermeditasi di atas sebuah batu besar. Dia mengangkat mahkota ke udara dengan dua tangan dengan harapan dewa akan mengambil kembali mahkota itu.
Setelah sekian lama Alam Sudi bermeditasi di atas batu besar itu, Dewa tak kunjung mengambil mahkota itu selayaknya harapan Alam Sudi. Akhirnya dia berjamur lalu menjadi tinggi dan tinggi seperti gunung. Sebagaimana bentuk mahkota, puncak gunung tersebut juga terlihat seperti mahkota peri itu. Gunung tersebut sekarang dikenalsebagai Gunung Kerinci dan tujuh taman yang dibuat Gindo rajo untuk peri itu saat ini dikenal dengan Danau Gunung Tujuh.
Penulis: Rintia
Nge-Zoom Bareng : Peluncuran Mata Kuliah Kecerdasan Digital (Program Literasi Digital)
Webinar Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Batusangkar, Mengulas Topik Ekonomi Syariah
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online