Bijak Menggunakan Paylater: Kemudahan yang Membawa Risiko
Bijak Menggunakan Paylater: Kemudahan yang Membawa Risiko
Paylater adalah sistem pembayaran yang ditunda, dengan kata lain kita bisa membeli barang tanpa harus membayar langsung tapi sebagai gantinya tiap kita membayar tiap bulan beserta bunganya.
Perilaku konsumtif, khususnya di kalangan gen Z, menjadi suatu perilaku yang semakin dinormalisasi. Tak dapat dipungkiri bahwa saat ini perilaku konsumtif adalah hal yang lumrah bagi berbagai kalangan, tak terkecuali oleh gen Z. Maraknya fitur paylater di beragam aplikasi dompet digital, bank digital, maupun e-commerce, turut memperburuk kecenderungan perilaku konsumtif yang terjadi di kalangan gen Z.
Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC), 9,7% gen Z pernah memakai fasilitas kredit atau paylater. Mayoritas gen Z menggunakan kredit atau paylater untuk membeli barang-barang fashion (61%), lalu diikuti dengan pulsa (56,6%), gadget, dan elektronik.
Juru bicara OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Sekar Putih Djarot menjelaskan bahwa paylater adalah sebuah istilah yang merujuk pada transaksi pembayaran atau jasa. Pada dasarnya paylater adalah layanan untuk menunda pembayaran atau berhutang yang wajib dilunasi di kemudian hari. Terlihat simple memang bahkan sangat memudahkan kita untuk memenuhi kebutuhan dan wishlist (keinginan). Tapi paylater juga bisa menyebabkan Kecanduan. Ini terjadi karena kemudahan dalam transaksinya, kebiasaan mengklik setuju tanpa membaca secara detail konsekuensi bunga dan denda keterlambatan padahal hal itu sudah dijelaskan dalam persyaratan saat mengajukan paylater, serta gaya hidup konsumtif masyarakat yang tinggi. Berikut Beberapa Risiko Penggunaan Paylater.
Risiko Penggunaan Paylater yang Perlu Diperhatikan
1. Pengaturan Keuangan Terganggu
Kemudahan fitur paylater sering kali menjadi alasan terganggunya pengelolaan keuangan pribadi. Hal ini terjadi karena adanya cicilan yang harus dibayar, namun dana yang seharusnya dialokasikan untuk cicilan sering terpakai untuk kebutuhan mendesak lainnya. Akibatnya, kewajiban pembayaran cicilan menjadi terabaikan.
2. Ada Biaya yang Tidak Disadari
Dalam menggunakan paylater, sering kali terdapat biaya tambahan yang tidak disadari, seperti biaya langganan, biaya administrasi cicilan, dan lainnya. Biaya-biaya ini dapat menjadi beban tambahan setiap kali tagihan tiba.
3. Perilaku Konsumtif Berlebih
Paylater dapat memicu perilaku belanja impulsif. Tanpa disadari, seseorang menjadi lebih mudah tergoda oleh diskon atau penawaran menarik yang tersedia.
4. Peretasan Identitas
Meskipun platform paylater memiliki sistem keamanan yang canggih, risiko pencurian identitas atau peretasan data tetap ada. Pelaku kejahatan siber dapat menyalahgunakan informasi pribadi pengguna.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dalam menggunakan paylater. Namun, penting untuk bersikap bijak dan berpikir matang sebelum menggunakannya. Jangan sampai keinginan belanja sesaat membuat Anda menggunakan fitur ini tanpa pertimbangan yang matang. Gunakan hanya untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak. Jika kebutuhan tersebut tidak mendesak, menabung terlebih dahulu adalah langkah yang lebih bijaksana.
Mulailah menggunakan paylater dengan lebih cerdas agar kondisi keuangan tetap stabil dan terkontrol.
Penulis : Kurnia Syabrinawati
Sumber: Kompas.com
Penyunting: Anggun Patricia
Meriahkan HPN, UKKPK UNP Luncurkan SIGMA FM Versi Google Play dan Online
Sukses Diadakannya Final Lomba Doodle Art Tingkat Nasional Jurusan Fisika FMIPA UNP
Fiction Ke-5 Diikuti Oleh Mahasiswa se-Indonesia